Ehm…., nggak terasa udah 3 bulan mereka menjalani masa-masa PKL. Akhirnya mereka masuk juga, tinggal nunggu giliran kloter ke-2 nie. Gelombang 1 udah kelar PKL dan kembali ke habitat masing-masing. Kelas kami paling ujung dekat masjid sekolah. Kami udah senang dan berbagi cerita seputar pengalaman PKL. Ada yang cuma duduk-duduk doang, ada yang disuruh ngangkat telpon mulu, ada yang wara-wiri, buat kliping, dan lain sebagainya.
Sembari asyik bercloteh, tiba-tiba anak sekretaris muncul. Mereka bilang mau menempati kelas yang kami huni itu. Jelas saja kami tidak setuju. Dari awal kelas 2 kelas kami memang di tempatkan di kelas tersebut. Anak sekretaris bersikeras menyuruh kami minggat dari kelas kami sendiri. Kami juga nggak mau kalah. Tetep aja duduk anteng di kelas nggak memperdulikan mereka yang manyun-manyun gara-gara nggak kami peduliin. Kami malah asyik cerita lagi.
Merasa nggak ada lagi pengganggu, kami lanjutkan saja cerita kami. Dan tak lama kemudian Bu Mardiyem datang dan mengatakan “kalian mau pindah sendiri atau mau saya pindahkan????”. Ooooo....... ternyata anak sekretaris melapor. Dengan berat hati, berat kaki, manyun-manyun, komat-kamit sendiri karena nggak terima kami harus minggat juga dari kelas kami yang tercinta itu. Dan ternyata kami harus hijrah di LAB TKJ. Pertama masuk sih adem ayem aja menghirup udara seger. Tapi lama-lama jadi apek juga euy... aromanya itu loch......semriwiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.....!!!! campur aduk deh. Belum lagi kalo selesai jam istirahat, bau kantin, bau keringet, bau parfum, dan yang menjadikan adanya aroma terapi adalah BAU KAOS KAKI....!!!
Mending kalo ada bangkunya. Ini kagak...., nyatai sambil ngelantai... udah duduknya nggak karuan. Semua pada tengkurep. Kaki ketemu muka, tangan senggol-senggolan, bokong (maaf) ketemu muka, belum lagi di kelas kami juga ada yang tukang kentut. Salah satu fasilitas yang diberikan selain papan tulis dan penghapus juga kipas kecil 1 buah yang jadi rebutan.
Beberapa hari kemudian gelombang 2 mendapat panggilan untuk PKL juga. Dan berpisahlah kami dengan sodala-sodala buntu dan frustasi lainnya. Mereka bergabung dengan anak TKJ-A.
1 komentar:
aku ingat cerita ini.........
pas di pindah kah kan semuanya mngeluarkan seribu bahasa yang harus di sensor
hahhahahhahhahha
Post a Comment