Yah.., mengapa ayah membiarkanku salah paham terhadap ayah?? Tahukah engkau
yah, aku merasa aku adalah anak yang jahat karena terlambat memahamimu yah? Mengapa
engkau selalu membuatku berpikir salah tentangmu yah?
4 tahun di tanah rantau membuatku memahamimu yah. Dan dalam kurun waktu itu
pula aku menyadari begitu besar kasih sayang yang ayah berikan untukku dalam
sikap diam ayah selama ini. Sekarang aku sudah tahu yah, dalam diammu begitu
banyak yang ayah ajakankan untukku. Aku mulai memahami semua lewat tindakan
ayah. Itulah yang membuatku merasa lebih buruk karena sempat meragukan kasih
saying ayah dan berpikir salah tentang ayah.
Untuk kesehariannya ayah selalu menyuruhku untuk mengerjakan ini dan itu. Bahkan
hal-hal yang sulitpun yang seharusnya dilakukan anak laki-laki ayah tetap saja
menyuruhku. Tahukah ayah apa yang ada dibankku saat itu? “Aku terus yang
disuruh.., kenapa bukan kakak aja? Ayah gak sayang sama aku.” Itulah yang sepat
terlintas dibenakku yah. Duhakah kah anakmu ini yah? Maafkan aku yah. Ternyata saat
itu ayah mengajariku untuk meyakinkan diriku bahwa aku bisa melakukan apa yang
orang lain lakukan juga.
Ayah, tahukah ayah...saat aku ingin mengurus KTP dan mengurus berkas-berkas
untuk kuliah. aku ingin ayah menemaniku seperti yang dilakukan ayah
teman-temanku. aku ingin engkau juga menuntun tanganku agar semua bisa jadi
lebih mudah dengan bantuanmu dan aku tidak seperti orang linglung tak tahu
arah. Tapi ayah membiarkanku untuk mengurus semua keperluanku sendiri. Ayah hanya
memberikan informasi aku harus kemana terlebih dahulu. Tahukah ayah apa yang
kupikir tentang ayah? “ayah gak peduli sama aku”. Dengan segala kebodohanku
ternyata pada saat itu ayah mengajariku untuk menjadi anak yang mandiri, tidak
bergantung dengan bantuan orang lain.
Ayah, tidakkah ayah ingin mengetahui kapan tepatnya aku mulai menyadari
semua yang ayah ajarkan untukku? Aku mulai menyadari semuanya ketika aku tidak
sengaja membaca sebuah artikel yang menyebutkan “ayah mengajari anaknya melalui
tindakan”. Pada saat itulah aku mulai mengingat kembali apa yang terjadi antara
kita yah. Dan saat itulah aku mulai menyadari semua kebodohanku.
Ayah…lewat ayah aku belajar tentang tanggung jawab, lewat ayah aku belajar
tentang keikhlasan. Lewat ayah aku belajar untuk memperoleh sesuatu diperlukan
usaha yang maksimal dan titik ahkirnya menyerahkan semua terhadap kuasa-Nya. Lewat
ayah aku belajar walaupun orang lain sering dan berulang kali memanfaatkan
kita, kita harus berpikir positif, dengan menganggap diri kita sebagai jembatan
kecil untuk orang lain menyeberang yang walaupun pada akhirnya jembatan kecil
itu terabaikan. Engkau mengajariku banyak hal yah...
Lewat ayah aku belajar menghadapi dunia dan mempersiapkan diri untuk akhirat.
Terima kasih yah. Telah menjadi ayah yang hebat untukku.
Terima kasih ya ALLAH untuk mempertemukanku dengan ayah dalam ikatan anak dan orang tua. Terima kasih ya ALLAH untuk darah yang mengalir dalam diriku.
Terima kasih ya ALLAH untuk anugerah terindah-Mu.
0 komentar:
Post a Comment