A. Persiapan
Bahan
Agregat sebagai bahan campuran adkan
beton harus memiliki persyaratan diantaranya:
1. Butir-butirnya tajam, kuat, dan bersudut.
2. Tidak mengandung tanah atau kotoran lain yang lewat
ayakan 0,075mm, kandungan lumpur pada pasir maksimum 5 % untuk beton sama
dengan 10 MPa, dan 2,5 % untuk beton mutu tinggi. Agregat kasar maksimum 1 %
3. Harus tidak mengandung garam yang menghisap air dari
udara
4. Harus benar benar tidak mengandung zat organik.
5. Harus mempunyai variasi besar butir yang baik sehingga rongganya sedikit
(untuk pasir MKBnya 2,50 – 3,80)
Sedangkan persyaratan untuk air yang
baik digunakan dalam campuran adukan beton yaitu air yang dapat diminum, yang
berarti tidak mengandung lumpur, minyak, dan bahan-bahan kimia yang dapat
merusak kekuatan beton.
Setelah semua bahan telah lolos dalam
pengujian dan memenuhi standar yang telah ditetapkan, bahan-bahan pembuatan
beton kemudian ditimbang sesuai dengan rancangan beton (mix design).
B. Pencampuran
/ Pengadukan
Proses pencampuran antara bahan-bahan
dasar beton, yaitu semen, air, pasir, dan krikil dalam perbandingan yang baik.
Pengadukan dikatakan baik apabila :
1. Pengadukan
dilakukan sampai warna adukan tampak rata
2. Kelecakan
yang cukup
3. Campurannya
tampak homogen
Ada dua cara
pengadukan yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan tangan atau manual
dan pengadukan dengan mesin. Dalam pembuatan benda uji beton silinder, kami
menggunakan pengadukan menggunakan mesin, dikarenakan benda uji yang akan kami
buat sebanyak 5 benda uji. Pengadukan dengan mesin dapat menghasilkan beton
yang lebih homogen.
Formula
pencampuran pasir : kerikil : PC : air yaitu 2: 3 : 1
Prosedur
pencampurannya adalah :
1. Bersihkan
alat pengaduk dan pengangkut beton
2. Setelah
mesin pengaduk sudah bersih dari kotoran, dan siap digunakan masukkan air
sebanyak 1/3 ke dalam mesin pengaduk
3. Masukkan
kerikil sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
4. Masukkan
pasir sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
5. Kemudian
masukkan semen sebanyak 1/3 dari jumlah penakaran
6. Ulangi
kembali langkah ke 2 s/d 4 hingga bahan yang telah disediakan telah tidak
tersisa
7. Setelah
semua bahan masuk ke dalam mesin pengaduk, amati adukan tersebut apakah sudah
homogen atau belum.
8. Letakkan
tempat hasil adukan beton di bawah mesin pengaduk sejajar dengan mulut mesin
pengaduk
9. Setelah
yakin adukan beton sudah homogen, matikan mesin pengaduk
10. Tuang
hasil adukan beton ke dalam wadah yang telah disediakan
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam penuangan adukan beton yaitu:
1. Adukan
harus dituang secara terus menerus, agar diperoleh beton yang seragam dan tidak
ada garis batas
2. Permukaan
cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus diolesi minyak, agar tidak
terjadi beton lengket dengan cetakannya
3. Selama
penuangan dan pemadatan hatus dijaga posisi cetakan dan susunan tulangan tidak
berubah
4. Adukan
beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter, agar tidak
terjadi pemisahan bahan-bahan pencampurannya
5. Harus
dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak
C. Pengujian
Slump
Uji slump merupakan suatu cara untuk
mengukur kelecakan adukan beeton, yaitu kecairan/kepadatan adukan yang berguna
dalam pengerjaan beton. Adapun prosesuji slump yaitu:
1. Siapkan
alat pengujian slump berupa corong baja, tongkat baja, dan juga landasan dari
plat baja
2. Letakkan
corong diatas papan dengan posisi corong berdiameter 20 cm dibawah dan 10 cm
diatas
3. Masukkan
adukan beton ke dalam corong sampai ketinggian 1/3 tinggi corong, lalu padatkan
dengan pnggunaan tongkat baja dengan cara ditusuk-tusukkan merata sebanyak 25
kali
4. Isi
kembali dengan adukkan beton segar sebanyak 2/3 ketinggian corong dan lakukan
penusukkan kedua sebanyak 25 kali dan tidak boleh mencapai lapisan pertama
5. Isi
kembaali dengan adukan beton sampai mencapai permukaan corong dan ulangi
penusukn hanya pada lapis ke tiga sebanyak 25 kali, dan ratakan pada permukaan
adukan beton dengan tongkat baja
6. Diamkan
selama 60 detik dan angkat corong slump secara vertical, pelan-pelan
7. Letakkan
corong slump disamping adukan beton, dengan posisi terbalik dan letakkan
tongkat baja mendatar diatas corong hingga sebagian tongkat berada di atas aduk
beton
8. Ukur
jarak antara bagian bawah tongkat baja dengan adukn beton yang tertinggi, jarak
itulah yang disebut tinggi slump
D.
Percetakan Silinder Beton
1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan oli.
2. Masukkan
adukan beton ke dalam cetakan silinder sampai ketinggian 1/3 tinggi corong,
lalu padatkan dengan menggunakan tongkat baja dengan cara ditusuk-tusukkan
merata sebanyak 25 kali
3. Isi
kembali dengan adukkan beton segar sebanyak 2/3 ketinggian cetakan dan lakukan
penusukkan kedua sebanyak 25 kali dan tidak boleh mencapai lapisan pertama
4. Isi
kembali dengan adukan beton sampai mencapai permukaan cetakan dan ulangi
penusukan hanya pada lapis ke tiga sebanyak 25 kali.
5. Pukul
permukaan cetakan beton silinder menggunakan palu kayu agar tidak ada gelembung
udara yang naik kepermukaan
6. Setelah
itu ratakan permukaan beton menggunakan pisau perata atau catok
7. Diamkan
beton selama 24 jam
E. Perawatan
Beton
Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu.
Fungsi semen sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda,
makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu dilakukan
perawatan beton. Tujuan perawatan beton yaitu :
1. Mencegah
kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%)
2. Mempertahankan
suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas suhu beku dan dibawah 50
derajat Celcius)
Tips untuk perawatan beton :
1. Gunakan air
secukupnya
2. Jangan
dibiarkan kering
3. Beton kering
= semua reaksi berhenti
4. Beton tidak
dapat direvitalisasi setelah kering
5. Pertahankan
suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius)
6. Beton yang
mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan lebih lama
Pengaruh temperatur terhadap beton :
1. Semakin
tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi
2. Suhu ideal
adalah suhu ruang
3. Bila beton
membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut tidak akan pernah mencapai
kembali sifat awalnya
4. Suhu
perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena semen mengeras terlalu
cepat
5. Perawatan
yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih kuat namun memiliki
durabilitas yang rendah
Ada beberapa cara perawatan beton, diantaranya :
1.
Steam curing
2.
Penyemprotan
3.
Perendaman
4.
Lembaran Plastik
5.
Penutup Basah
6.
Curing Compound
Cara perawatan beton yang kami pilih untuk benda uji
kami yaitu dengan cara perendaman, dikarenakan ideal untuk mencegah hilangnya
moisture dan mampu mempertahankan suhu yang seragam. Benda uji silinder
direndam dalam bak selama 28 hari diantaranya 2 benda uji untuk 7 hari, 2 benda
uji untuk pengujian kuat tekan 21 hari, dan 1 benda uji untuk pengujian kuat
tekan 28 hari.
0 komentar:
Post a Comment