Pages

JUST LISTEN

Ketika aku memintamu untuk mendengarkan tetapi kamu mulai memberikan nasihat-nasihat, maka kamu tidak melakukan yang aku minta.

Ketika aku memintamu untuk mendengarkan tetapi kamu malah memberitahuku bahwa aku harusnya tidak boleh mempunyai perasaan seperti itu, maka kamu menyakiti hatiku.
 
Ketika aku memintamu untuk mendengarkan dan kamu merasa bahwa kamu harus melakukan sesuatu untuk memecahkan masalahku, maka kamu mengecewakan aku, meskipun itu kedengarannya tak mungkin kamu seperti itu.
 
Dengarkanlah, tolong! Aku hanya meminta kamu untuk mendengarkan, bukan untuk berbicara atau melakukan sesuatu, hanya mendengarkan aku ..... Aku dapat memecahkan masalahku sendiri, aku bukan orang tanpa pengharapan. Aku mungkin kehilangan sedikit semangat dan kepercayaan diri, tetapi aku bukan tanpa pengharapan. Jika kamu melakukan sesuatu padaku yang sebetulnya aku mampu melakukannya sendiri maka kamu hanya akan menambah kekhawatiranku dan ketidakberdayaanku.
 
Aku percaya bahwa jawabannya akan datang. Aku tidak memerlukan nasihat apapun. Aku saat ini hanya membutuhkan kamu untuk mendengarkanku.
 
- Ralph Roughton -

Pelajaran Kehidupan

I feared being alone until I learned to like myself.
I feared failure until I realized that I only fail when I don’t try.
I feared success until I realized that I had to try in order to be happy with
myself.
I feared people’s opinions until I learned that people would have opinions about me anyway.

I feared rejection until I learned to have faith in myself.
I feared pain until I learned that it’s necessary for growth.
I feared the truth until I saw the ugliness in lies.
I feared life until I experienced its beauty.

I feared death until I realized that it’s not an end, but a beginning.
I feared my destiny, until I realized that I had the power to change my life.
I feared hate until I saw that it was nothing more than ignorance.
I feared love until it touched my heart, making the darkness fade into endless
sunny days.

I feared ridicule until I learned how to laugh at myself.
I feared growing old until I realized that I gained wisdom every day.
I feared the future until I realized that life just kept getting better.
I feared the past until I realized that it could no longer hurt me.

I feared the dark until I saw the beauty of the starlight.
I feared the light until I learned that the truth would give me strength.
I feared change, until I saw that even the most beautiful butterfly had to
undergo a metamorphosis before it could fly.

==> Bobbete Bryan

Aku belajar seperti diriku.
Aku takut kegagalan sampai aku menyadari bahwa aku hanya gagal jika saya tidak mencoba.
Aku takut kesuksesan sampai aku menyadari bahwa aku harus mencoba untuk menjadi bahagia dengan diriku.
Aku takut pendapat orang sampai aku belajar bahwa orang-orang punya pendapat tentang padaku.

Aku takut penolakan, sampai aku belajar untuk memiliki iman dalam diriku sendiri.
Aku takut sakit sampai aku belajar bahwa itu perlu untuk pertumbuhan.
Aku takut kebenaran sampai aku melihat keburukan dalam kebohongan.
Aku takut hidup sampai aku mengalami keindahannya.
Aku takut pada kematian sampai saya menyadari bahwa itu bukanlah suatu akhir, tapi sebuah awal.
Aku takut takdir saya, sampai saya menyadari bahwa aku memiliki kekuatan untuk mengubah hidup saya.
Aku takut benci sampai aku melihat bahwa semuanya itu tidak lebih dari kebodohan.
Aku takut cinta sampai menyentuh hatiku, membuat kegelapan memudar menjadi tak berujung cerah hari.
Aku takut ejekan sampai saya belajar bagaimana untuk tertawa pada diriku sendiri.
Aku takut menjadi tua sampai saya menyadari bahwa saya memperoleh kebijaksanaan setiap hari.
Aku takut masa depan sampai aku sadar bahwa hidup terus membaik.
Aku takut masa lalu sampai aku menyadari bahwa hal itu tidak bisa lagi menyakitiku.
Aku takut gelap sampai aku melihat keindahan cahaya bintang.
Aku takut cahaya, sampai aku belajar bahwa kebenaran akan memberiku kekuatan.
Aku takut perubahan, sampai aku melihat bahwa bahkan yang paling indah kupu-kupu harus mengalami metamorfosis sebelum bisa terbang.

Hidup Untuk Memberi

Disuatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang koran , Penyapu jalan, Tuna wisma sampai Pak polisi.

Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ? “kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai disebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. De, “boleh kakak bertanya” ? silahkan kak, kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?, oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak, memang kenapa kak!, dengan sedikit heran , sambil ia balik bertanya. Oh.. tidak! , kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka? Lalu ,

Adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu ! aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma ”,setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.

Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.

Yang ibu ku selalu katakan “ hidup harus berarti buat banyak orang “, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang , kenapa kita harus tunda.

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang kita bawa”?. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini.

Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Yah.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu.

Hanya Kasih yang sempurna serta Iman dan Pengharapan kepada Mu lah yang dapat mengiringiku masuk keSurga. Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.

(Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.)

Lakukanlah perkara-perkara kecil, dengan membagikan cerita ini kepada semua orang, semoga hasil yang didapat dari hal yang kecil ini berdampak besar buat banyak orang.

Thomas – 26/7/08

SUPERAntiSpyware

SUPERAntiSpyware adalah scanner yang paling menyeluruh di pasar. Multi-Dimensional Scanning kami dan Teknologi Proses Interogasi spyware yang akan mendeteksi produk lainnya Miss! SUPERAntiSpyware akan menghapus SEMUA Spyware, BUKAN hanya yang mudah! SUPERAntiSpyware fitur unik kami Proses Interogasi Teknologi (PIT) yang memungkinkan ancaman akan terdeteksi di mana pun mereka bersembunyi di sistem anda. Banyak jenis ancaman baru menggunakan "rootkit" atau "Kernel Driver" untuk menyembunyikan diri untuk menghindari deteksi oleh aplikasi anti-spyware standar. SUPERAntiSpyware yang menempatkan Teknologi Proses Interogasi bahkan ancaman terberat. SUPERAntiSpyware adalah generasi berikutnya pemindaian sistem yang melampaui aturan khas penelusuran berdasarkan metode. Multi-Dimensional Scanning sistem kami mendeteksi ancaman yang ada serta ancaman di masa depan dengan menganalisa karakteristik ancaman di samping pola kode.


Fitur:
  • Cepat, Lengkap dan penelusuran Custom HDD, Registry, Memory dan banyak lagi
  • Mendeteksi dan Hapus Spyware, Adware, Malware, Trojans, dialer, Worms, keyloggers dan ancaman lainnya
  • Perbaikan Koneksi Internet rusak, Desktops, Mengedit Registry, Task Manager dan lebih
  • Real-Time blokir dari ancaman
  • Jadwal baik Cepat, lengkap atau Custom Scan Harian atau Mingguan
  • Karantina item terdeteksi dan dihapus untuk perlindungan lengkap
  • Rincian log scan dengan informasi lengkap tentang dideteksi dan dihapus ancaman dan lokasi
Homepage - www.superantispyware.com

Just be Your Self

Kalau ku tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit, ku ingin jadi belukar saja. tetapi belukar yang terbaik yang tumbuh ditepi danau.
Kalau ku tak sanggup jadi belukar, ku ingin jadi rumput saja. Tapi rumput yang terbaik yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
kalau ku tak mampu menjadi jalan raya, ku jadi jalan kecil saja, yang membawa orang ke mata air.
Tak semua orang menjadi nahkoda, tentu ada awak kapalnya. dan ku sadari buka besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya diri seseorang. menjadi diriku sendiri. itulah yang terbaik.

We don't life alone

Kesepian kita bukan karena tiadanya orang disekitar kita, namun karena tiadanya seseorang dihati kita. kita dapat kehilangan saat-saat yang berharga. yaitu ketika kita suatu saat merasa enggan untuk memberikan bantuan pada orang yang membutuhkan. saat mengulurkan pertolongan, tanpa sadar kita menjalin hati kita dan hati orang lain dengan dawai emas yang tak tampak. dawai itu bernama persaudaraan. semkin banyak kita menjalin dawai semakin jauh hati kita dari kesepian. karena dawai-dawai itu akan mendentingkan nada-nada yang memenuhi dan menghibur jiwa.
Kita harus bangkit dan tebarkan uluran tangan kita. segaris senyum dan tatapan mata yang bersahabat cukup untuk membangunkan bahwa kita sama sekali tidak sendiri.

Olimpiade Istimewa

Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di Seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing.
Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. kecuali, seorang pelari, anak lelaki, tiba-tiba tersandung dan terjatuh berguling beberapa kali. Ia lalu menangis.

Delapan pelari mendengar tangisan anak lelaki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh di tanah itu.
Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk memberika sebuah ciuman padanya dan berkata "Semoga ini membantumu merasa lebih baik." Kemudian kesembilan pelari itu saling bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan salut selama beberapa saat. Mereka yang ada di sana saat itu masih saja tak bosan-bosannya menerukan kejadian ini. Tahukah anda mengapa? Karena di dalam diri kita tahu bahwa : dalam hidup ini tak ada yang jauh lebih berharga dari pada kemenangan bagi kita semua. Yang terpenting dalam hidup ini adalah saling tolong menolong meraih kemenangan, meski kita harus mengalah dan mengubah diri kita sendiri.



Cobalah untuk mengawal suatu hari dengan niat untuk memberi. Mulailah denan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan bebera[a uang receh yang mungkin tercecer disana sini, hanya untuk satu tujuan : diberikan. Apakah anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. Atau anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka.
Barang kali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan dirinya dengan menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih" memberi, mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati.


 
Copyright (c) 2010 Gubuk Chapunk. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.