Pages

For my king and queen


For my king and queen..my breath...my live...my spirit...
Ayah...., tetaplah di samping bunda....
Bunda..., tetaplah menemani ayah disetiap langkahnya...
Kebersamaan ayah bunda adalah nafasku....
Kebahagiaan ayah bunda adalah hidupku....
Senyum ayah dan bunda adalah semangatku...
Senandung ayah dan bunda adalah penuntunku...
Ayah dan bunda adalah segalanya untukku....
I love u ayah...I love u bunda...

terima kasih ya Allah...kau pilih aku untuk menjadi bagian dari hidup mereka...

Kelas Santai



Walaupun PKL kami tetep kudu bin wajib masuk hari sabtu. Yach biar tetep ngikutin pelajaran. Belajarnya yach tetep aja di Lab. TKJ. Kita belajar dibawa nyantai bro…, mau gaya ala inul juga fine – fine aja. Karena jumlah kami cuma 19 orang, makanya bisa belajar sambil tidur-tiduran. Ada kipasnya pula. N yang lebih untungnya lagi, berkat kerjasama yang terjalin baik ama kelas 2 TKJ-A, kalo pas lagi kena pelajaran kosong kami atur barisan trus menuju alam mimpi. Waduch…..dapet PW (Posisi wenak). Kalo nggak bisa tidur juga, langsung aja ke sebelah maen komputer. Yang lebih serunya lagi, pas pelajaran TKJ tapi bapaknya masih ada urusan. Tapi sebelum bapaknya pergi kita dikasih arahan dulu di ruang sebelah, dan kebetulan juga listrik padam. Tapi pas listriknya nyala, pandangan plus pikiran uda nggak ke bapaknya lagi, tapi tertuju ama ruang komputer. Kami yang jauh dari pintu, lama-lama menjalar mendekati pintu. Waduch, kita udah diambang pintu nie, tapi bapaknya masih ngomong. Nggak sopan dunkz kalo kita ninggalin gitu aja. Trus waktu bapaknya bilang “ya, sekarang boleh…” waduch semuanya langsung loncat rebutan lari terbirit-birit berlomba nyari tempat duduk.
Wah, mid semerter udah di lalui, sekarang tinggal nunggu hasilnya aja. Mudah-mudahan aja semua nilai bagus-bagus (tentunya dengan usaha juga). Kita nggak munafik kok, kita mengakui bahwa nilai dari semua mata pelajaran itu tidak murni dari hasil kerja sendiri, tapi ada tangan-tangan lain yang ikut membantu. Inilah hidup, harus saling tolong menolong. Kami terlalu memiliki jiwa sosial yang tinggi, makanya yang seharusnya menjadi kepentingan sendiri pun kami turut membantu. Heeem…, sebagian besar dari murid 2 TKJ mengatakan ulangan yang paling sulit itu Bahasa Indonesia (sorry ya pak JJ, kami jujur nie).

Hijrah Terpaksa...


Ehm…., nggak terasa udah 3 bulan mereka menjalani masa-masa PKL. Akhirnya mereka masuk juga, tinggal nunggu giliran kloter ke-2 nie. Gelombang 1 udah kelar PKL dan kembali ke habitat masing-masing. Kelas kami paling ujung dekat masjid sekolah. Kami udah senang dan berbagi cerita seputar pengalaman PKL. Ada yang cuma duduk-duduk doang, ada yang disuruh ngangkat telpon mulu, ada yang wara-wiri, buat kliping, dan lain sebagainya.
 Sembari asyik bercloteh, tiba-tiba anak sekretaris muncul. Mereka bilang mau menempati kelas yang kami huni itu. Jelas saja kami tidak setuju. Dari awal kelas 2 kelas kami memang di tempatkan di kelas tersebut. Anak sekretaris bersikeras menyuruh kami minggat dari kelas kami sendiri. Kami juga nggak mau kalah. Tetep aja duduk anteng di kelas nggak memperdulikan mereka yang manyun-manyun gara-gara nggak kami peduliin. Kami malah asyik cerita lagi.
Merasa nggak ada lagi pengganggu, kami lanjutkan saja cerita kami. Dan tak lama kemudian Bu Mardiyem datang dan mengatakan “kalian mau pindah sendiri atau mau saya pindahkan????”. Ooooo....... ternyata anak sekretaris melapor. Dengan berat hati, berat kaki, manyun-manyun, komat-kamit sendiri karena nggak terima kami harus minggat juga dari kelas kami yang tercinta itu. Dan ternyata kami harus hijrah di LAB TKJ. Pertama masuk sih adem ayem aja menghirup udara seger. Tapi lama-lama jadi apek juga euy... aromanya itu loch......semriwiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.....!!!! campur aduk deh. Belum lagi kalo selesai jam istirahat, bau kantin, bau keringet, bau parfum, dan yang menjadikan adanya aroma terapi adalah BAU KAOS KAKI....!!!
Mending kalo ada bangkunya. Ini kagak...., nyatai sambil ngelantai... udah duduknya nggak karuan. Semua pada tengkurep. Kaki ketemu muka, tangan senggol-senggolan, bokong (maaf) ketemu muka, belum lagi di kelas kami juga ada yang tukang kentut. Salah satu fasilitas yang diberikan selain papan tulis dan penghapus juga kipas kecil 1 buah yang jadi rebutan.
Beberapa hari kemudian gelombang 2 mendapat panggilan untuk PKL juga. Dan berpisahlah kami dengan sodala-sodala buntu dan frustasi lainnya. Mereka bergabung dengan anak TKJ-A.

Perjalanan di Tahun ke-2


Masuk tanggal 16 Juli 2007 awal dari tahun ajaran baru. Kelas kita di sambut ama anak baru, yach…setidaknya jumlah kita bertambah jadi 29 siswa. Pertama masuk, semua pada berbagi cerita tentang liburan masing-masing. Ada yang pulang kampung, ada yang liburan ke luar kota, dan ada juga yang teteeeeeep setia di Bontang City. Walaupun jarak misahin waktu liburan, tapi komunikasi tetep lancer dong kayak air mengalir. Apa gunanya ada system SMS, walaupun kadang ngadat dikit alias nggak di bales karena pulsa lagi cekat. Bagi yang berpetualang ke mana-mana, 2 minggu mungkin waktu yang sangat singkat, tapi yang ngeram di Bontang city…ehm serasa liburan 2 bulan. Bawaannya kangen banget pengen ngumpul bareng lagi ama temen-temen, bercanda, katawa-ketiwi, ngumpul-ngumpul, ngerumpi, makan bareng, pokoknya pasti merindukan saat-saat itu dech.
Kelas kita dapet giliran masuk siang lagi. Ada yang seneng N ada juga yang bĂȘte banget. Tapi setelah di jalani, ehm fine-fine aja tuch. Anak kelas satu belum masuk, kita di pindah di kelas seberang. Awalnya kita pada berontak N nggak terima kalo di pindah, but apa mau dikata. Awalnya kita di pindah di kelas ke-3 dari perpustakaan. Bukan TKJ-B kalo nggak pada berontak, salah satu dari kami yang emang deket ama Pak Syarif, ngomong kalo TKJ-B nggak mau di pindah. Pas mau buka pintu, eh…malah nggak mau terbuka, kuncinya nggak ada yang cocok. Ya uda dech, kita pindah ke kelas ujung. HIDUP TKJ-B…!!!

Ngacir...


Kami dapet jadwal KKPI pagi, yang berarti kami harus tiba di sekolah juga harus pagi. Selesai KKPI biasanya kami boleh pulang, dan kembali saat jam sekolah nanti. Perubahan terjadi saat ada murid yang ketangkep ama satpol PP nggak tau deh lagi ngapain ataupun kasusnya apa, lupa. Sejak saat itu siswa tidak diperbolehkan keluar dari gerbang walaupun selesai KKPI. Kami yang biasanya pulang ke rumah, ngumpul bareng sambil makan gorengan jelas merasa keberatan banget dong dengan perubahan peraturan seperti itu. Itu berarti kami harus berada di sekolah seharian, dan juga bakal nambah uang jajan.
Waktu itu, kami udah selesai KKPI. Kami udah mulai terbiasa dengan peraturan baru tersebut. Lama-lama kami juga merasa jenuh berada seharian penuh di sekolah, apalagi selesai KKPI kami terlunta-lunta nggak jelas mau ngapain dan mau kemana sedangkan kelas digunakan oleh kakak kelas kami. Alhasil duduk manis melongo sana-sini. Saat itu kami merasa sangat jenuh banget ada di sekolah, nggak tau mau ngapain. Kebetulan juga bertepatan dengan jadwal volly, dan khusus untuk anak volly diperbolehkan untuk keluar gerbang. Salah satu diantara kami ada yang berkecimpung dan terjun di dunia volly, dan dia biperbolehkan untuk keluar. Dia adalah Omfrust si buntu alias Yadi. Ruchma, Icha, Yunis, Sotel, Cikini, ama Pentul pengen banget keluar juga. Di depan udah ada dua Pak Satpam yang bertenger di posnya, yaitu Pak Akbar dan Pak Yudi. Pak Akbar udah keliling ke belakang, tapi si Pak Yudi masih tetep setia ngeram di posnya. Kami udah memperhatikan dengan baik-baik, kapaaaaan si bapak mau beranjak dari bentengnya. Dan akhirnya penantian kami tidak sia-sia, nggak betah juga si bapaknya duduk lama-lama di posnya. Akhirnya dia pergilah keliling sekolah mengikuti jejak Pak Akbar. Dan saat Pak Yudi ada di belakang kelas, kami langsung ngaciiiiiiiiiiiiirrrrrr......keluar gerbang. Pertamanya jalan pelan-pelan, ngendap-ngedap gitu biar kagak ketahuan. Waktu sampe dibelakang kantor, kami langsung lari sekencang-kencangnya dan akhirnya berhasil keluar dengan selamat dan sampe di bawah pohon yang nggak jauh dari sekolah. Weeeitsss......, tenyata si Cikini ketinggalan dan kami harus menunggunya kembali. Nggak lama kemudian, si Cikini berhasil keluar juga dan kami bisa melanjutkan perjalanan kami menuju rumah Pentul. Dalam perjalanan menuju rumah Pentul kami was-was banget, takutnya deket lagi nyampe gang rumah Pentul, tau-tau ada satpol PP lewat kan nggak lucu kalo kami diboyong lagi kembali ke sekolah padahal udah susah payah ngacir dan ngumpet-ngumpet dari Pak Satpam. Alhamdulillah kami bisa nyampe dengan selamat. Kami semua nyantai di rumah Pentul sembari nunggu jam sekolah siang nanti. Pasca udah bel pulang untuk siswa pagi bunyi, kami baru kembali ke sekolah. Walaupun kami kabur, tapi kami tetep kembali kok. Kami kan siswa yang baik....

Awal Sebuah Kisah

Kira-kira tanggal 17 Juli 2006 lalu, adalah awal dari kami bertemu, berkumpul, belajar, dan bermain bersama dalam satu ruangan yaitu 1 TKJ-B. Awalnya kami berjumlah 39 siswa, yang mayoritas adalah kaum Adam. Seiring dengan berjalanya waktu, jumlah kami semakin berkurang. Satu per satu pergi meninggalkan kami hingga akhirnya jumlah kami bertahan menjadi 28 orang.
Walaupun dengan berkurangnya 10 orang di kelas kami, dan menjadi kelas yang paling sedikit muridnya, tak menutup kemungkinan bahwa kami juga tidak kalah ribut dengan siswa yang berjumlah 40 siswa. Bukannya membanggakan, hanya saja semua siswa yang gemar bicara, gemar ribut, serta usil bertemu dan berkumpul menjadi satu. 
Wajah-wajah inilah yang akan menghiasi kelas kami hingga kami lulus nanti. Dan detik awal kami menginjakkan kaki kami di sekolah itu, detik awal kami bergabung menjadi satu..., merupakan detik dimana kisah kami akan dimulai... 
Berawal dari SMS, Brondong, Mie Instan dalam Fisika. Tidak ada sangkut pautnya memang dengan mata pelajaran fisika. Tapi kejadian inilah yang memberi satu warna dalam kenangan kami.
Kilas balik mengenai kebiasaan buruk kami saat masih berjumlah 38 siswa, adalah makan saat jam pelajaran yang menurut kami sedikit membosankan (maaf). Saat itu, koperasi lagi maraknya dengan “berondong” hijau ataupun merah. Tidak ketinggalan saat bel masuk berbunyi, salah satu dari kami selalu membawa berondong itu ke kelas, alhasil karena merasa bosan, kami pun makan saat jam pelajaran. Berondong tersebut seperti piala bergilir, berjalan dari ujung ke ujung. Dari tempat satu ke tempat yang lain, brondong itu mampir dan hinggap di berbagai penjuru. Ada yang buat kapal-kapalan utuk wadah brondong itu, ada juga yang buat topi suster, ngerobek kertas, ataupun langsung ama bungkusnya dirampas. Alhasil kelas kami jadi kotor banget selesai makan tu brondong. Semua terlibat dalam acara makan-makan tersebut. Tak ada kayu, rotan pun jadi.... Tak ada brondong, mie instan pun jadi, begitu kata pepatah yang sesuai dengan kami. Jika di koperasi tidak ada brondong, kami hanya beli mie instant untuk dimakan rame-rame di kelas. Kasus yang terjadi pun serupa dan itu sering kami lakukan saat jam terakhir terutama saat jam pelajaran Fisika.
Di 1 TKJ-B, selain senang dengan pelajaran jurusan yaitu Teknik Komputer dan Jaringan, kami juga sangat senang dengan jam pelajaran “kosong”. Jam pelajaran kosong kami isi dengan ribut, ngerumpi, bermain, dan juga tidur. Maklum saja, kami sekolah siang, dan harus di hadapkan dengan pelajaran saat jam tidur siang, apalagi jika bertemu dengan soal yang rumit dan hitung-hitungan, membuat kami semakin mengantuk. Maka dari itu kami tidak menyia-nyiakan kesempatan. Kami juga mengakui bahwa di antara kami, saat jam pelajaran yang tidak kami suka, terkadang kami juga bermain sendiri, SMS (dengan kertas pastinya) dengan teman lain. Yang terlibat dalam kasus SMS kertas ini yaitu Icha, Ruchma, Yunis, dan Setew. Terkadang juga melibatkan beberapa oknum lainnya yaitu Pentul alias Ari, Rusdi, dan juga Ombuntu (Yadi). Karena ketindamengertiaan kami terhadap pelajaran Fisika, maka kami sering menggunakan jam ini untuk ber-SMS ria. Bapaknya yang sering emosi, marah nggak jelas, ditanya malah nanya balik, membuat kami semakin jenuh. Makanya saat Beliau menyuruh kami keluar bagi yang tidak menyukai pelajarannya, kami tidak pikir panjang untuk beranjak dari tempat duduk kami. Anak laki-lakinya yang lebih sering diusir saat pelajaran Fisika, dan mereka seneng-seneng aja bahkan tertawa bahagia jika diusir dari kelas. Bagi yang tetep dikelas jangan dikira kami anak penurut yang tetep setia mendengar dan memperhatikan pejelasan Beliau, akan tetapi kami hanya diam, SMS-an, hanya berkata “ehm...” jika ditanya mengerti apa tidak, mengerjaan soal jika disuruh akan tetapi tidak pernah selesai, bahkan ada yang sampe tidur.
Sebenarnya kami memiliki beberapa alasan untuk bersikap seperti itu. Kami merasa di kekang oleh Beliau. Jika kami tidak bisa bertanya satu pun mengenai perjelasan Beliau yang memang susah dimengerti namun tak tahu apa yang mau ditanyakan maka kami akan dibentak, di suruh keluar, dan sebagainya. Sedangkan, jika kami bertanya malah Beliau bilang “itu pertanyaan yang akan saya tanyakan”...lach, trus gimana kami mau bertanya kalo setiap pertanyaan kami juga menjadi pertanyaan sang Bapak buat kami? Apa yang harus kami jawab? Jika kami tidak bisa menjawab kami dikira tidak memperhatikan pelajaran, kami dibilang mainan sendiri (emang sih), yang jelas Bapak bikin pusing.
Biasanya siswa paling seneng kalo ada PR tapi gurunya lupa. Berbeda dengan kami dan Pak Andreas. Ada nggak ada PR kami selalu bilang ada PR. Karena yang belum mengerjakan pasti bakal disuruh minggat dari kelas. Alhasil kelas nyaris kosong karena penghuniya sisa berapa gelintir aja. Tapi PR itu diperiksanya dilihat duankz. Asal ada angka, diketahu, ditanya, dan dijawab udah beres deh. Padahal loch bukan itu tugasnya. Itu mah tugas minggu lalu yang udah dibahas sama-sama. Kalo udah dicari di depan, yach kami bilang aja jawabannya sama.
Saat bertemu dengan salah satu dari teman kami yang sudah angkat kaki dari kelas kami, hal itulah yang terus mereka ingat. Selalu berkaitan dengan Brondong, Mie Instan, Pak Andreas, bahkan Sefrimanto yang kami juluki sebagai anak dari Pak Andreas karena miirip banget sih. Sefrimanto inilah yang sering sekali tidur dalam kelas bahkan pada saat guru menjelaskan di depan. Padahal loch duduknya paling depan, bisa-bisanya nggak ada guru yang menyadari hal itu. Sefrimanto ajaib.

Dinner with my father...

Berhubung mama lagi nginep+bantuin keluarga yang mau nikahan, jadilah aku yang nghandle pekerjaan yang biasa mama kerjain 3 hari ini...awalnya aku nggak setuju kalo mama 3 hari disana, bukan karena pekerjaannya ibu rumah tangga, melainkan emang nggak mau lama-lama jauh dari mama (mumpung masih dirumah), cuma punyak waktu 2 minggu di rumah, aku ya nggak mau menyia-nyiakan waktu yang aku punya...pasca baru pulang aja, pengennya hari pertama dirumah buka puasa bareng ama keluarga....tapi emang bukan rejekiku...bapak ada acara buka puasa bareng diluar, mama...dijemput suruh ketempat nenek..heeeuuuuh...muka udah kayak kue lapis....alhasil aku nangis, ngambek ama mama ...:-p...cukup tentang itu....

Hari pertama......
hari pertama cukup aman...soalnya semua udah disiapin ama mama sebelum pergi...ikan tinggal goreng...lainnya tinggal dipanasin aja...hehehehehe...(maklum, nggak begitu pinter masak). 

Hari kedua...
Padahal udah pasang alarm bangun 5.30...tapi numpang lewat aja tuh alarm...alhasil bangun jam 7.30+nggak sholat subuh...(biasanya malah jam 10an...hehehehe). liat jam langsung aja aku bangun, padahal kata bapak kalo bangun tiba-tiba jangan langsung berdiri...aku keluar kamar dengan muka nan kusut, jalan sempoyongan, langsung liat bapak udah wara-wiri...tanpa cuci muka langsung ngacir ke dapur...wah, di dapur bapak udah manasin ramuan andalannya bapak yang ampe sekarang aku nggak tau apa itu..tak liatin aja beberapa menit trus ngacir ke kamar mandi...udah agak segeran dikit terus buatin minum kesukaan bapak....susu jaheeee....+ soto ayam...
Sarapan udaaaah, beres-beres rumah udaaah, mandi udaaah....barulah aku keluar silaturahmi ke tempat temen..tadinya mau langsung lanjut ke tempat guru jaman SMK, tapi berhubung udah masuk waktu makan siang, aku pamit pulang bentar nyiapin makan siang buat bapak..., tapi sebelum itu muter-muter nyari warung makan yang buka...30 menit muter-muter akhirnya dapet juga warung yang buka...beli lauk sama sayurnya aja...
Menu makan malam kurang lebih sama seperti menu makan siang...bedanya..., berhubung malam minggu kakak dan adekku udah ngacir lepas magrib tadi...jadinya aku makan malam berdua duank sama bapak...walaupun bukan asli masakanku, ada kepuasan sendiri bisa nyiapin makan buat bapak...liat bapak makannya lumayan lahap ya alhamdulillah bapak suka menunya...(padahal emang sifat bapak nerima aja apa adanya...)


Besoookk..???? Insya ALLAH aku ikut pergi jemput mamaku sayang...(niat laen selain hadiri acara nikahan tante)

Renovasi Gubuk

Setelah lama tak menyempatkan diri untuk menengok sejenak gubuk kecil ini, akhirnya ku sempatkan waktuku spesial untuk gubuk reot nan mungil ini. ku sempatkan untuk merenovasi ya itung-itung dalam suasana Idul Fitri...
inilah penampilan baru gubuk kecilku. Tak sebagus blog-blog lainnya memang, tapi setidaknya enaklah dipandang walau hanya aku yang memandangnya..hahahaha...dengan nuansa hijau..(i love green..^-^) cukup membuatku lebih betah berlama-lama bernaung dalam gubuk ini...

I'm sorry my home sweet home...

Waaah...., rasanya udah sekian tahun nggak pernah ngelirik gubuk kecilku satu ini. Kalo bukan karena seorang teman yang bertanya kok nggak pernah update lagi, mungkin detik ini juga aku masih melupakan gubuk kecil tempat aku bernaung dahulu kala...
Berhubung masih dalam suasana lebaran, cha mau mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin buat para pengunjung gubuk chapunk... Cha minta maaf apabila ada kesalahan dan kekhilafan disetiap kata dan tingkah laku cha...

 
Copyright (c) 2010 Gubuk Chapunk. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.